Geliat publikasi ilmiah di dunia pendidikan menjadi momen penting setiap lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas tulisan para civitas akademika. Perguruan Tinggi di Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas tulisan para dosen, melalui publikasi ilmiah di jurnal bereputasi. Kondisi ini tidak luput dari sorotan Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M UIN Datokarama, Dr. Hatta Fakhrurrozi, M.Pd.I . Ditemui disela-sela kegiatan pasca kunjungan ke situs megalitik, Hatta mengatakan bahwa peningkatan kualitas publikasi ilmiah dosen perlu dilakukan secara sistematis.
“Kita masih perlu melakukan sprint (lari cepat) untuk mengejar ketertinggalan publikasi ilmiah di kampus. Sampai saat ini jurnal-jurnal kita belum ada yang masuk sinta 2, paling tinggi hanya sinta 3. Saya kira perlu dilakukan pembenahan secara serius pada aspek seperti manajerial, penjaringan artikel, pelibatan mitra bestari internasional, dan bekerjasama dengan asosiasi atau lembaga publikasi. Dan tidak kalah penting juga, aspek anggaran”.
Publikasi jurnal ilmiah merupakan salah satu tolak ukur kualitas lembaga pendidikan di Indonesia, terutama Perguruan Tinggi. Jurnal ilmiah bereputasi tinggi menjadi salah satu indikator bahwa budaya akademik dan literasi di kampus telah mencapai titik pencerahan akademik. Dosen sebagai motor penggerak literasi di kampus diharapkan dapat memberikan teladan dalam penulisan karya ilmiah kepada mahasiswa. Hal ini disinggung secara gamblang oleh Kapuslitpen LP2M.
“Semua dosen harus produktif menulis, tidak peduli apakah itu dosen PNS, Non-PNS, P3K atau dosen Luar Biasa. Paling tidak, kita berharap muncul budaya akademik di kampus UIN Datokarama berupa publikasi karya ilmiah. Kita akan berupaya untuk menggenjot semua dosen agar menulis, tentunya dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah dan menghindari plagiasi. Harapan kami, setiap bulan bisa terbit minimal satu tulisan dosen di Sinta 2, syukur kalo bisa tembus scopus. Saya kira ini bukan mimpi yang berlebihan, target satu tahun 12 tulisan dosen di jurnal sinta 2 saya kira bisa direalisasikan. Dengan modal ini, paling tidak di tahun berikutnya sudah ada 12 dosen yang bisa menaikkan kepangkatan ke lektor kepala. Puslitpen LP2M akan memberikan dukungan penuh dalam hal ini”.
Mengenai strategi peningkatan publikasi ilmiah dosen, Kapuslitpen menambahkan:
“Kuncinya di kolaborasi dan aksi. Kita akan menggalakkan penelitian kolaborasi diantara dosen. Bisa kolaborasi dengan dosen dari perguruan tinggi lain, atau kolaborasi internal dosen UIN Datokarama, atau bisa juga penelitian kolaborasi antara dosen dan mahasiswa. Starting poinnya mungkin bisa kolaborasi antara dosen dengan mahasiswa program doktor atau magister, atau juga mahasiswa strata 1”.
Publikasi ilmiah menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan dalam pengembangan kampus 1000 mimpi. Kampus UIN Datokarama mencanangkan 1000 mimpi (program, red) sebagai upaya mendorong percepatan pembangunan di Sulawesi tengah.
“Salah satu pemetaan yang telah dilakukan oleh puslit adalah daerah Megalit. Itu ada di sekitaran lebah besoa, lembah bada dan lembah Napu. Kami ingin bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah daerah untuk melestarikan budaya dan warisan leluhur. Hal yang baik tentu harus kita rawat dan pertahankan. Pemetaan ini bertujuan untuk menentukan wilayah apa saja yang bisa menjadi obyek kajian dari peneliti kita (kampus, red). Saya kira banyak hal yang dapat dilakukan oleh para dosen terkait penelitian. Harapan kami di pusat penelitian LP2M UIN Datokarama, agar setiap penelitian memberikan dampak nyata dalam kehidupan masyarakat”. Tambah Hatta.